Kamis, 26 April 2012

DAMPAK TAYANGAN TELEVISI

Tidak dapat dipungkiri bahwa televisi di zaman sekarang ini sudah bukan barang langka lagi. Berbeda dengan satu dekade yang lalu, saat negeri ini masih mempunyai satu stasiun televisi yaitu TVRI. Dulu untuk menonton tayangan televisi yang bagus kita masih harus menunggu malam Minggu dan hari Minggu karena pada hari itu lah stasiun televisi milik pemerintah itu menayangkan tayangan yang bagus. Seperti acara musik, film dan yang lainnya.

Tapi saat ini, saat stasiun-stasiun televisi di Indonesia tumbuh bermunculan seperti jamur di musim penghujan, kita semakin mudah menyaksikan tayangan televisi. Kita tinggal memencet remote dan memilih stasiun televisi sesuai selera. Ada musik, sinetron, berita, lawak bahkan gosip yang menjadi salah satu tayangan favorit.

Namun, tanpa kita sadari, lelevisi yang kita harapkan menjadi media informasi dan edukasi telah berubah menjadi tayangan yang lebih mementingkan kepentingan sepihak dengan dihadirkannya tayangan-tayangan yang cukup kontroversial. Mereka lebih suka menayangkan hiburan yang melenakan daripada tayangan yang bisa mendidik pemirsanya. Memang, tayangan yang "mencerdaskan" ditayangkan, seperti Berita, Kuis atau Discovery. Tapi coba kita teliti, berapa persen dari sekian stasiun televisi yang ada yang peduli dengan keadaan bangsa terutama remaja? Sangat jauh dari apa yang kita harapkan. Dan jika kita hanya diam saja dengan fenomena ini, tidak menutup kemungkinan kita lah yang akan menjadi korban dari "kejahatan" tayangan televisi yang semakin mengkhawatirkan ini.

MENUNTUN REMAJA UNTUK HIDUP HEDONIS

Remaja adalah mereka yang telah meninggalkan kanak-kanak yang penuh ketergantungan dan menuju pembentukan tanggung jawab. Masa remaja ditandai dengan pengalaman-pengalaman yang sebelumnya belum pernah terbayangkan dan dialami. Masa remaja memang usia labil, dalam arti usia tersebut adalah di mana kita butuh eksistensi. Kita ingin diakui oleh orang di sekeliling kita. Nah, kondisi ini membuat remaja rentan, mudah dipengaruhi.

Dan di zaman ini remaja sudah mulai terpengaruh oleh budaya Barat yang salah satunya disajikan melalui tayangan televisi. Sehingga apa yang mereka lihat ingin mereka praktikkan dalam kehidupan sehari-hari. Tayangan sinetron yang melulu menampilkan adegan yang tidak seharusnya dilakukan oleh remaja menjadi salah satu pemicu yang mengubah daya pikir remaja. Mental mereka mulai teracuni dan jika dibiarkan akan berakibat fatal. Kehidupan mereka akan menjadi amburadul tanpa kontrol.

Selasa, 24 April 2012

Peran Public Relations dalam mencapai CItra Positif.

     Citra adalah tujuan utama, dan sekaligus merupakan hasil yang hendak dicapai bagi dunia humas atau public relations. Penilaian atau tanggapan masyarakat tersebut dapat berkaitan dengan timbulnya rasa hormat, kesan-kesan yang baik dan menguntungkan terhadap suatu citra lembaga/organisasi atau produk barang dan jasa pelayanannya yang diwakili oleh pihak PR. Telah banyak terbukti pada oengalaman PR di lapangan, begitu citra dan kepercayaan masyarakat sudah terganggu atau mengalami suatu krisis, maka pihak PR tersebut akan menghadapi resiko yang cukup berat. Misalnya terjadi krisis kepercayaan dari konsumen yang akan dan dampaknya akan sangat gawat sekali kepada perusahaan yang di pimpin oleh PR. Jika masalah citra adalah problem nyata, hanya tindakan nyata pulalah yang akan menolong. Masalah-masalah nyata yang berkaitan dengan kinerja organisasi, yaitu kualitas tekhnis dan fungsionallah yang menjadi masalah citra. 

Public Relations Internasional.

    Lahirnya PR internasional, disebabkan adanya perubahan sangat cepat di dalam segala bidang, misalnya perkembangan bidang pariwisata, bidang komunikasi, transportasi, tukar menukar dibidang pendidikan, masalah internasional di bidang ekonomi, politik dan sebagainya.
   Semua itu memungkinkan terjadinya kontak atau hubungan antarnegara untuk memelihara hubungan yang baik antar negara, juga adanya konferensi tingkat dunia yang dihadiri oleh banyak negara. PR organisasi internasioanl menghadapi problem yang sama dengan organisasi lainnya, namun medannya jauh lebih luas, sehingga kebijakan dan tekhnik-tekhniknya harus disesuaikan dengan keadaan setempat. 

Peran Public Relations dalam dunia Industri.


   Publik Relations (PR) dalam dunia Industri telah diterima oleh perusahaan besar. PR di sana merupakan fungsi manajemen yang turut menentukan suksesnya operasional perusahaan. PR dalam dunia Industri tidak dapat dilepas dari prinsip ekonomi, yakni berorientasi untuk selalu memperoleh keuntungan. PR Industri memiliki suatu daftar skala prioritas, sehingga sumber daya yang tersedia dapat dipergunakan seefisian mungkin untuk mendapat hasil maksimal. 

  PR Industri berkembang seiring dengan peran masyarakat terhadap keputusan-keputusan yang dibuat oleh manajemen utama di dalam industri dan bisnis. kesadaran masyarakat tentang pengaruh keputusan industri terhadap hal-hal diatas, dan masyarakat sebagai sarana pasar industri dan bisnis di sisi lain, menimbulkan kesadaran kalangan industri dan bisnis untuk ikut memperhatikan dan dan melibatkan peranan masyarakat terhadap keputusan dunia industri. hubungan timbal balik yang merupakan ciri dari konsep PR. 

Senin, 23 April 2012

Dampak tayangan televisi (Lemahnya peran orang tua dalam mengawasi tayangan televisi bagi anak-anak)


Acara-acara di televisi indonesia saat ini lebih banyak memuat hal-hal yang ga mendidik. Kenapa aku bisa nulis kaya gini karena memang relaitanya saat ini memang seperti itu. Acara-acara televise saat ini lebih mendominasi sinetron, ftv dan gossip.  Dan asal tahu aja kebanyak penontonnya adalah anak-anak kecil dan anak-anak remaja, dimana mereka masih cenderung untuk menirunya.
Kalau kita lihat tayangan sinteron dan ftv di televise semuanya pasti ceritanya mengandung unsure-unsur cinta, konsumtif dan konflik rumah tangga. Sebetulnya itu sangat tidak baik di saksikan oleh anak-anak di bawah umur. Anak-anak yang menyaksikan akan cenderung menirunya, seperti cara berpakaian, bersikap dan berbicara. Padahal apa yang ada di laya kaca itu hanya semu belaka.
Setiap keluarga biasanya memiliki tv ga Cuma satu aja, bisa 2 atau bahkan lebih dari 3 tv di sebuah rumah. Yaa tergantung jumlah keluarganya sihh. Nah kalau sudah begini peran orang tua dalam mengawasi tayangan televise untuk anak-anaknya akan sulit sekali. Bagaimana solusinya? Sebetulnya mudah aja. Kalau menurut aku jam nonton tv anak-anak harus di kurangi dan lebih disiplin lagi. Orang tua harus meluangkan waktu untuk menemani anak-anak dalam kegiatan di rumah contohnya menemani mereka bermain dan belajar atau bisa aja bikin hal-hal yang menyenankan untuk anak-anak dengan begitu anak tidak akan menghabiskan waktu untuk menonton tv.  

Dampak Negative Tayangan televisi (Anak-anak lebih cenderung meniru)


      Hampir di seluruh lapisan masyarakat, di segala tingkat strata pendidikan, tiada hari yang terlewat tanpa menonton televisi. Setiap orang, dari anak-anak, muda dan dewasa bahkan yang sudah uzur bisa dipastikan akan menghabiskan beberapa jam bahkan hampir seharian duduk dan menikmati tayangan televisi. Kehadiran televisi menyuguhkan berbagai acara yang beragam dan menarik tanpa kompromi. Artinya, ia hadir di tengah-tengah kita dengan sukarela, kapanpun kita ingin menikmatinya, kita cukup menekan sebuah tombol. 

     Ditambah lagi dengan hadirnya 11 stasiun televisi nasional, seolah tidak ada kata bosan, kita merelakan setiap hari waktu kita bersamanya.
Salah satu yang sangat menggelisahkan kita yakni saat menyaksikan tayangan-tayangan televisi belakangan ini. Hampir semua stasiun-stasiun televisi, menayangkan program acara (terutama sinetron) yang cenderung mengarah pada tayangan berbau kekerasan (sadisme), pornografi, mistik, dan kemewahan (hedonisme). Tayangan-tayangan tersebut terus berlomba demi rating tanpa memerhatikan dampak bagi pemirsanya. Kegelisahan itu semakin bertambah karena tayangan-tayangan tersebut dengan mudah bisa dikonsumsi oleh anak-anak.